Rabu, 17 Juni 2009

Arti pengorbanan

Pada jaman dahulu hiduplah seorang pemuda di sebuah tempat yang jauh yang
bernama Tandow. Pemuda tersebut adalah seorang anak periang dan tidak
peduli terhadap sekelilingnya. Ia mempunyai sahabat kecil yang istimewa,
yaitu seekor burung kolibri biru. Ia tidak mempunyai banyak sahabat
karib,namun keduanya merupakan sahabat karib yang tak terpisahkan.

Pemuda itu demikian sayangnya terhadap si kolibri biru sehingga ia membuat
rumah-2an untuk burung tersebut.Si kolibri biru pun menyayangi pemuda sahabatnya
tersebut dan selalu terbang mengikuti ke mana saja si pemuda pergi.

Sejalan dengan berlalunya waktu, kasih sayang di antara mereka berdua juga
semakin bertambah-tambah. Sampai suatu hari pemuda tersebut bertemu dengan
seorang gadis yang cantik di sekolah. Gadis tersebut berambut pirang,
bermata biru, dengan senyumnya yang mungil menawan.

Saat itu acara pesta dansa terbesar sepanjang tahun di Tandow sedang akan
berlangsung. Si pemuda berpikir keras bagaimana caranya mengajak sigadis
untuk menjadi pasangannya di pesta dansa nanti. Sepanjang hari
ia mengumpulkan segenap keberaniannya. Akhirnya, saat sekolah
usai,ia menghampiri gadis itu dan mengajaknya ke pesta dansa.

Gadis ini adalah seorang gadis yang sangat populer di sekolahnya.Ia merasa
tidak enak bila harus terlihat bersama dengan seseorang yang sangat
memperhatikannya. Namun, ia tidak mau menyakiti hati pemuda tersebut.
Akhirnya si gadis menemukan cara agar ia tidak perlu menjawab dengan
kata-2'ya' atau 'tidak' terhadap ajakan si pemuda. Ia berkata kepada sipemuda
bahwa ia bersedia diajak ke pesta dansa olehnya jika si
pemuda membawakannya setangkai mawar merah. Hal ini menyakitkan hati sipemuda
sebab ia tahu bahwa di Tandow tidak pernah ada mawar berwarna merah.
Yang ada hanya mawar putih saja.

Si pemuda menggerutu sepanjang jalan menuju rumahnya. Dia tak habis berpikir mengapa si gadis tidak meminta mawar putih saja. Ada ratusan bunga mawar putih yang terhampar di halaman depan rumahnya.

Ia tidak menyadari sahabatnya si burung kolibri terbang mengikutinya sebab
ia sedang menyesali nasibnya. Si kolibri demikian menyayanginya sehingga
ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang dirundung masalah. Burung tersebut
terbang mendekat sementara si pemuda meneruskan gerutunya sepanjang jalan.
Jelaslah sudah bagi si kolibri bahwa sahabatnya itu sedang mengalami masalah
yang amat serius. Burung itu tidak dapat beristirahat sepanjang
malam.

Ia memikirkan bagaimana cara menolong sahabatnya tersebut.Akhirnya, saat fajar menyingsing, si burung mendapatkan cara bagaimana ia dapat menolong si pemuda. Burung kolibri kecil itu terbang ke arah semak-2 mawar seraya mencari mawar putih paling besar yang batang berdurinya terletak tepat di atas bunganya. Setelah menemukannya, ia terbang menabrakkan dirinya yang kecil itu ke arah duri tersebut dengan segenap kekuatan sayapnya. Duri tersebut menusuk tubuhnya sedemikian rupa sehingga kesakitanlah ia. Tetesan darahnya yang bagaikan air mata berwarna merah itu mulai mengucur membasahi kelopak bunga mawar berwarna putih tersebut.

Ketika si pemuda bersiap-2 pergi ke sekolah dilihatnya setangkai mawar
berwarna merah ada di tengah-2 semak bunga mawar putih. Ia tidak
dapat mempercayai matanya. Ia berlari ke arah mawar merah tersebut serta
mencabut tangkainya. Dalam suka citanya ia tidak melihat seonggok tubuh
kecil tak bernyawa yang tergeletak di tengah genangan darah di bawah semak-2.

Dengan gembiranya ia membawa mawar merah itu ke sekolah. Sebelum ia
sampai di sekolah, sekumpulan anak-2 muda yang sedang bermain sepak
bola dilapangan memanggilnya untuk turut bermain bola dengan mereka.
Jawaban pertama yang terlintas di benaknya adalah menolak ajakan tersebut
karena ia memiliki pekerjaan yang lebih penting dari hanya sekedar bermain
bola.

Namun, anak-2 tersebut terus mendesaknya bermain sebab mereka sangat
membutuhkan dirinya agar kedua kesebelasan menjadi genap jumlah
pemainnya.Ia melihat ke arah mawar merah, kemudian berpaling ke arah anak-2 itu,
lalu kembali menoleh ke arah mawar merah. Akhirnya ia berkata kepada
dirinya sendiri, "Ah!!! Bukankah si gadis toh tidak terlalu suka pergi dengan
aku?"

Ia lalu membuang mawar merah tersebut dan berlari ke arah kerumunan anak-2
untuk turut bermain sepak bola.

Landy says,

aku lebih respect ke si burung kolibri, dia tidak tahu apa yang dia korbankan? Ya seperti halnya kita,sudah terabaikan and masih aja mau melakukan hal-hal yg PERCUMA. Tidak ada penghargaan terhadap pengorbanan yang "tidak diharapkan" .

1 komentar:

Romantic mengatakan...

salam kenal ..........